'Video on demand' pada dasarnya adalah menyaksikan video yang diminati atau 'on demand'. Teknologi untuk layanan VoD – Video on Demand sebenarnya telah tersedia sejak lama dengan adanya layanan Youtube misalnya.yang termasuk layanan VoD tertua sejauh ini. Tapi konten yang sifatnya diminati belum bisa disediakan Youtube. Beberapa faktor penyebabnya adalah sulitnya akses mendapatkan konten video yang diminati, seperti misalnya film box office, dan keterbatasan teknologinya waktu itu terkait buffering time misalnya. Namun, belakangan ini konten VoD mulai mengejar ketinggalannya melalui layanan seperti Tivo, Netflix, Amazon on Demand and Apple TV karena mereka menawarkan layanan VoD berikut konten video yang memang 'on demand'.
Dengan demikian akan sangat salah jika memberikan konten video yang sifatnya tidak diminati atau dicari alias 'on demand' dalam sebuah paket layanan VoD. First Media memiliki teknologi untuk memberikan layanan Vod yang baik melalui jaringan internet pita besarnya (broadband). Sehingga memungkinkan penikmat VoD untuk menyaksikan video yang sifatnya 'on demand' atau premium melalui layar monitor komputer mereka. Teknologi yang tersedia saat ini bahkan memungkinkan konten VoD dinikmati melalui televisi multimedia misalnya. Sejauh ini yang sudah menyediakan televisi jenis ini adalah LG dan Panasonic. Sayang, saat ini kemampuan orang untuk membeli televisi multimedia yang pada umumnya juga memiliki spesifikasi HD masih terbatas.
Wimax di lain pihak memberikan layanan yang berbeda karena memungkinkan penonton menyaksikan konten video dalam perjalanan. Alat yang dipakai untuk menyaksikan video secara 'mobile' antara lain adalah smart phone dan atau media tablet seperti Ipad, samsung galaxy atau Archos. Media tablet lebih 'user friendly' karena ukuran layarnya sehingga memungkinkan untuk menyaksikan video film box office yang berdurasi satu setengah hingga dua jam tanpa menyebabkan kelelahan pada mata. Sedangkan smart phone memiliki ukuran layar video yang tidak layak digunakan menonton video terlalu lama. Sehingga sebaiknya VoD yang ditawarkan untuk layanan mobile devices memiliki durasi yang pendek. Salah satu praktisi mobile content dalam sebuah diskusi di jaringan professional linkedin.com bahkan berani menyimpulkan bahwa video yang dinikmati di mobile devices adalah video untuk mengusir kebosanan dan kesendirian.
Tapi sekali lagi VoD secara mendasar haruslah berisi konten yang sifatnya premium, berapa pun durasinya. Tentunya konten video yang sifatnya premium akan mengeluarkan biaya produksi mahal. Karena itu dalam pembuatannya harus menjadi bahan pertimbangan bahwa video juga dibuat untuk tayangan setengah hingga satu jam di layar televisi sesungguhnya – khususnya televisi berbayar. Mengapa harus televisi berbayar? Sebab captive viewers-nya dari kalangan yang sama – menengah ke atas – sehingga kebutuhan informasinya tidak jauh berbeda.
Lalu informasi atau konten seperti apa yang dibutuhkan pelanggan televisi berbayar? Bagaimana kita bisa unggul dari penyelia konten televisi berbayar lainnya?
--- CONTENT maybe the king...among elements that make up for media
--- But among competing contents ARCHIVE is the king
Frase pertama adalah 'mantra' yang diusung desainer web di masa pra dot.com. Dalam beberapa hal frase itu masih berlaku saat ini. Tapi di antara para penyelia konten...semakin 'lengkap' sebuah konten maka semakin unggul dia dari penyelia konten lainnya. Ini bisa dilihat dari review tentang Apple TV misalnya di sejumlah referensi majalah/website teknologi. Salah satu keluhan yang muncul adalah keterbatasan konten yang tersedia di Apple TV jika dibandingkan Tivo atau Netflix misalnya. Beberapa tayangan seperti serial 'House' tidak tersedia di Apple TV sehingga dianggap mengecewakan.
Sehingga, berikut rekomendasi saya terkait rancangan web. Kategori dibagi layaknya sebuah 'video library' dibanding 'rubrik' di media cetak, seperti berikut ini:
Animals (wildlife, pets, zoos)
Nature (forest, rivers, mountains)
Cultures (west, east, etc.)
Places (monument, landscapes, historical)
People (artists, magicians, jobs)
Culinary/Food (cooks, foods, delicacies)
Sport (traditional, extreme, hobbies)
News
Documentary
Tutorials
Entertainment
Stock Shots
Video Greetings
Tagline untuk penikmat VoD - “Visons to Empower You”.
Tagline untuk calon pembeli konten premium - “Great Content Starts Here.”
Perlu dijelaskan bahwa di kategori 'animals' akan berisi konten video binatang yang nantinya bisa dirangkai dan diramu kembali menjadi program penuh setengah jam misalnya. Tentu sebagian besar produk yang muncul adalah untuk program anak-anak misalnya. Konten dari 'nature' akan lebih kepada program travel misalnya. 'Culture' lebih kepada tentang kebudayaan sehingga produk turunannya lebih kepada program travel. Sedangkan 'Places' bisa menjadi program sejarah misalnya terutama terkait tempat-tempat bersejarah. 'People' bisa menjadi program pendidikan atau biografi. Sementara 'culinary' atau 'sport' bisa menjadi program yang sifatnya lebih spesifik seperti program masak memasak atau olahraga.
News, documentary, tutorials, entertainment, stock shots dan video greetings adalah layanan premium yang akan dijual ke penyelia konten lain atau penikmat VoD yang berminat. Turunan produknya bisa berupa news wire, full program 13 episode, dvd retail bahkan stock shot untuk film atau lainnya.
Akan sangat bagus bila ada bagian khusus untuk pembelian video lengkap 13 episode. Proses pembayarannya bisa beragam, misalnya kartu kredit atau atm misalnya. Penentuan harganya mungkin bisa juga diperlakukan layaknya RBT. Eceran tapi banyak. Alternatif penetapan harga lain adalah harga retail untuk low-resolution dan harga premium untuk high resolution HD.
Showing posts with label video on demand. Show all posts
Showing posts with label video on demand. Show all posts
Tuesday, January 25, 2011
Monday, January 24, 2011
PENJADWALAN UNTUK MEMETAKAN PROGRAM SESUAI TARGET AUDIENS
Penjadwalan merupakan bagian penting dalam pembuatan program karena dengan penjadwalan program perencanaan produksi program menjadi lebih mengerucut dan spesifik. Misalnya penentuan target audiens untuk program otomotif bukan hanya pada tahapan penggemar otomotif, tapi sudah menjadi penggemar otomotif antara usia 20 s/d 30 tahun, atau penggemar otomotif di atas 30 tahun. Dengan demikian pendekatan terhadap program menjadi lebih spesifik.
Selain itu, kegunaannya adalah penentuan prioritas penjadwalan program khususnya pada tahap awal pembuatan internet TV. Misalnya di tahap awal internet tv penjadwalan dibuat saat ‘peak hours’ situs berita terkait untuk melihat seberapa jauh pengunjung berita dot com tertarik mencoba internet tv. Karena penjadwalan dibuat saat peak hours maka data yang terkumpul dari kunjungan situs menjadi ‘bench mark’ yang harus dipertahankan. Teorinya adalah jumlah pengunjung internet tv saat ‘peak hours’ kompas.com merupakan indikator kuat keberhasilan internet tv, sehingga jumlah pengunjung saat ‘peak hours’ itu menjadi patokan jumlah pengunjung yang harus dikejar pada jam-jam lainnya.
Berbeda dengan perilaku menonton televisi bebas bayar, penonton internet tv bergantung pada saat pengguna internet berada di depan monitor komputer. Jam atau waktu saat pengguna internet berada di depan komputer menjadi salah satu pertimbangan saat menentukan jadwal program. Kemudian perilaku pengguna internet dipecah menjadi berbagai kelompok masyarakat seperti laki-laki dan perempuan, bekerja atau tidak bekerja, tua dan muda, di bawah 20 tahun atau di atas 20 tahun serta pengguna aktif kartu kredit di internet atau tidak. Yang terakhir menentukan ‘buying power’ dari penonton internet tv. Karena jika sekedar memiliki ‘buying power’ tapi tidak memiliki kebiasaan menggunakan kartu kredit di internet dampaknya terhadap situs akan sama saja.
Penjadwalan atau ‘programming’ dibuat secara berlapis. Lapisan pertama merupakan program bulletin. Program bulletin merupakan prioritas pertama karena program bulletin merupakan ‘showcase’ dari internet tv. Program bulletin menjadi produk andalan internet tv sebagai sebuah media pemberitaan. Sehingga program bulletin per hari dalam sepekan disebar sesuai batasan waktu tertentu, misalnya antara pukul 7 pagi s/d pukul 1 siang. Idealnya programming memang dibuat untuk siaran 24 jam seperti layaknya sebuah channel berita 24 jam. Tapi sah saja jika di awal tahap pembuatan di batasi hanya beberapa jam.
Kemudian lapisan kedua merupakan program non bulletin. Program bulletin ditempatkan sesuai dengan saat dimana target audiensnya berada di depan komputer. Misalnya program otomotif untuk penggemar otomotif antara usia 20 s/d 30 tahun sengaja ditayangkan setelah pukul sembilan pagi karena asumsinya mereka lebih mungkin berada di depan komputer pada jam itu.
Lalu, lapisan ketiga adalah program yang dibeli (akuisisi) atau dipesan (commissioning). Program pesanan atau ‘commissioning’ adalah program yang minta dibuatkan Production House dengan supervisi dari pemesan. Jika lapisan pertama dan kedua telah terisi, yang dilakukan seorang programmer hanya menentukan jenis program yang harus ada di antara program bulletin serta non bulletin sesuai dengan peta perilaku menonton pemirsa internet tv. Jika misalnya antara pukul 8 pagi s/d pukul 10 pagi adalah ibu rumah tangga maka program yang ditayangkan pada jam itu adalah program yang disukai ibu rumah tangga dengan tingkat intelejensi cukup tinggi serta pelanggan layanan internet.

KESIMPULAN
Pemetaan pengunjung sebuah situs berita dalam sehari diperlukan pada tahap pembuatan internet tv. Pemetaan pengunjung situs internet tidak hanya diperlukan untuk memudahkan pembuatan program tapi juga berfungsi untuk menentukan keperluan kapabilitas produksi sampai batas waktu tertentu. Misalnya untuk 3 bulan mendatang karena hanya akan siaran 6 jam setiap hari dengan asumsi penayangan 4 program produksi sendiri maka diperlukan kapabilitas produksi setidaknya x jumlah campers (kameramen) dan x jumlah produser. Untuk 3 bulan berikutnya, jam tayang akan ditingkatkan menjadi 8 jam sehari dengan asumsi x program produksi sendiri dan seterusnya.
Penilaian yang dilakukan Alexa untuk menentukan keberhasilan situs (dinilai berdasarkan hit atau jumlah pengunjung sesuai rubrik) belum cukup untuk memetakan pengunjung situs internet terkait jender, usia dan status ekonominya. Penilaian Alexa hanya bisa digunakan untuk menentukan ‘peak hours’. Sedangkan penilaian berdasarkan rubrik tidak sepenuhnya mencerminkan ketiga hal tadi. Misalnya rubrik ‘Perempuan’ tentunya dikunjungi sebagian besar pengguna internet perempuan, tapi tidak menutup kemungkinan pengunjungnya adalah laki-laki karena indikator untuk itu tidak cukup hanya berdasarkan rubrik. Perlu dilakukan survey untuk memetakan peta pengunjung internet tv.
Selain itu, kegunaannya adalah penentuan prioritas penjadwalan program khususnya pada tahap awal pembuatan internet TV. Misalnya di tahap awal internet tv penjadwalan dibuat saat ‘peak hours’ situs berita terkait untuk melihat seberapa jauh pengunjung berita dot com tertarik mencoba internet tv. Karena penjadwalan dibuat saat peak hours maka data yang terkumpul dari kunjungan situs menjadi ‘bench mark’ yang harus dipertahankan. Teorinya adalah jumlah pengunjung internet tv saat ‘peak hours’ kompas.com merupakan indikator kuat keberhasilan internet tv, sehingga jumlah pengunjung saat ‘peak hours’ itu menjadi patokan jumlah pengunjung yang harus dikejar pada jam-jam lainnya.
Berbeda dengan perilaku menonton televisi bebas bayar, penonton internet tv bergantung pada saat pengguna internet berada di depan monitor komputer. Jam atau waktu saat pengguna internet berada di depan komputer menjadi salah satu pertimbangan saat menentukan jadwal program. Kemudian perilaku pengguna internet dipecah menjadi berbagai kelompok masyarakat seperti laki-laki dan perempuan, bekerja atau tidak bekerja, tua dan muda, di bawah 20 tahun atau di atas 20 tahun serta pengguna aktif kartu kredit di internet atau tidak. Yang terakhir menentukan ‘buying power’ dari penonton internet tv. Karena jika sekedar memiliki ‘buying power’ tapi tidak memiliki kebiasaan menggunakan kartu kredit di internet dampaknya terhadap situs akan sama saja.
Penjadwalan atau ‘programming’ dibuat secara berlapis. Lapisan pertama merupakan program bulletin. Program bulletin merupakan prioritas pertama karena program bulletin merupakan ‘showcase’ dari internet tv. Program bulletin menjadi produk andalan internet tv sebagai sebuah media pemberitaan. Sehingga program bulletin per hari dalam sepekan disebar sesuai batasan waktu tertentu, misalnya antara pukul 7 pagi s/d pukul 1 siang. Idealnya programming memang dibuat untuk siaran 24 jam seperti layaknya sebuah channel berita 24 jam. Tapi sah saja jika di awal tahap pembuatan di batasi hanya beberapa jam.
Kemudian lapisan kedua merupakan program non bulletin. Program bulletin ditempatkan sesuai dengan saat dimana target audiensnya berada di depan komputer. Misalnya program otomotif untuk penggemar otomotif antara usia 20 s/d 30 tahun sengaja ditayangkan setelah pukul sembilan pagi karena asumsinya mereka lebih mungkin berada di depan komputer pada jam itu.
Lalu, lapisan ketiga adalah program yang dibeli (akuisisi) atau dipesan (commissioning). Program pesanan atau ‘commissioning’ adalah program yang minta dibuatkan Production House dengan supervisi dari pemesan. Jika lapisan pertama dan kedua telah terisi, yang dilakukan seorang programmer hanya menentukan jenis program yang harus ada di antara program bulletin serta non bulletin sesuai dengan peta perilaku menonton pemirsa internet tv. Jika misalnya antara pukul 8 pagi s/d pukul 10 pagi adalah ibu rumah tangga maka program yang ditayangkan pada jam itu adalah program yang disukai ibu rumah tangga dengan tingkat intelejensi cukup tinggi serta pelanggan layanan internet.
KESIMPULAN
Pemetaan pengunjung sebuah situs berita dalam sehari diperlukan pada tahap pembuatan internet tv. Pemetaan pengunjung situs internet tidak hanya diperlukan untuk memudahkan pembuatan program tapi juga berfungsi untuk menentukan keperluan kapabilitas produksi sampai batas waktu tertentu. Misalnya untuk 3 bulan mendatang karena hanya akan siaran 6 jam setiap hari dengan asumsi penayangan 4 program produksi sendiri maka diperlukan kapabilitas produksi setidaknya x jumlah campers (kameramen) dan x jumlah produser. Untuk 3 bulan berikutnya, jam tayang akan ditingkatkan menjadi 8 jam sehari dengan asumsi x program produksi sendiri dan seterusnya.
Penilaian yang dilakukan Alexa untuk menentukan keberhasilan situs (dinilai berdasarkan hit atau jumlah pengunjung sesuai rubrik) belum cukup untuk memetakan pengunjung situs internet terkait jender, usia dan status ekonominya. Penilaian Alexa hanya bisa digunakan untuk menentukan ‘peak hours’. Sedangkan penilaian berdasarkan rubrik tidak sepenuhnya mencerminkan ketiga hal tadi. Misalnya rubrik ‘Perempuan’ tentunya dikunjungi sebagian besar pengguna internet perempuan, tapi tidak menutup kemungkinan pengunjungnya adalah laki-laki karena indikator untuk itu tidak cukup hanya berdasarkan rubrik. Perlu dilakukan survey untuk memetakan peta pengunjung internet tv.
Subscribe to:
Posts (Atom)