Wednesday, April 25, 2007

Dari Dateline ke surat Produser

Saya Senin pagi tadinya mau riset soal Dateline yang katanya mendapat tekanan dari pemerintah Australia soal liputannya ke Timor Leste. Saya mau protes ke Dateline lewat email soal ini. Karena tidak ada sama sekali pemberitaan soal tekanan Pemerintah ke Dateline. Bahkan Dateline sendiri tidak memberitahu pemirsanya soal ini lewat websitenya. Tapi kan saya perlu riset dulu. Lalu tanpa sengaja saya menemukan sesuatu yang menarik.

Saat saya membuat telaah ‘Tawuran’, saya sempat menanyakan ke Mas Rizal, soal kemungkinan membuat iklan di media massa (koran/majalah) memberitahu bahwa Astro Awani sedang berupaya membuat laporan tentang tawuran dan sedang mencari keluarga korban meninggal akibat tawuran yang kebetulan punya footage (video) saat masih hidup, seperti ulang tahun, lulusan, dll. Ide ini muncul karena ‘impact’ ke pemirsa akan lebih besar kalau bisa mendapatkan footage video semasa hidup – dibanding hanya foto. Saya jujur cukup terkejut, karena kalau berdasarkan riset internet, kebanyakan korban tewas akibat tawuran adalah siswa STM atau SMK. Selain itu data korban tewas akibat tawuran dari sekolah elit misalnya tidak ada. Ada satu yang tinggalnya di Kemang Timur, ternyata orang tuanya tukang mie ayam. Bahkan muncul kecurigaan di diri saya, jangan-jangan ada sesuatu yang lebih besar di balik ini…bahwa anak-anak STM ini hanya menjadi sasaran hobi tawuran anak-anak sekolah elite yang lebih mampu beli senjata (pistol/tajam). Tapi yang jelas, tidak ada satu pun korban tewas dari kalangan berada.

Anyway, kembali ke soal iklan pemberitahuan liputan tertentu di media massa. Saat saya tanya Mas Rizal etis tidak, beliau menjawab, “kalau soal etis atau tidak…etis-etis saja. Tapi yang jelas tidak biasa.”. Setelah itu, saya sedikit ragu sehingga saya meninggalkan ide itu. Selain pertiimbangan waktu, karena tentunya untuk mendapatkan jawaban dari pembaca koran atau majalah perlu waktu. Belum masalah menyortir-nya.

Nah, saya browsing di internet, ketahuan ternyata ide ini sudah dilakukan orang lain. Berikut surat yang di-post di sebuah website kesehatan
http://www.medscape.com.

Letter
From Karen Heywood, Producer, Dateline NBC
October 11, 1999

from
Medscape General Medicine [TM]

National newsmagazine DATELINE NBC is looking for participants for a possible report about Internet medical health information. We hope Medscape.com users might be able to help.
DATELINE is looking for stories from people who have used the Internet to find such information or order products. Were you satisfied? Do you feel you were led astray?
Those interested may e-mail Karen Heywood (
karen.heywood@nbc.com) or call 202-885-4484 for more information or to tell us their stories. All information will be kept confidential unless the participant agrees that NBC may use it.
Thank you.


Karen HeywoodProducerDateline NBCWashington, DC
karen.heywood@nbc.com

Setelah saya baca ini, saya ingat cerita Dio tentang pengakuan Dady (penulis ‘Menelusuri Lorong Gelap’ – buku jurnalitik investigasi) yang cerita sulitnya dia mencari korban perkosaan akibat kerusuhan 98. Seakan-akan tidak ada gadis keturunan yang menjadi korban perkosaan. Akhirnya apa yang dia lakukan adalah mem-post email di sebuah mailing list dan mengatakan bahwa dia tidak percaya ada gadis keturunan yang menjadi korban perkosaan. Ternyata ini memancing amarah sejumlah anggota milis. Mereka mengatakan bahwa kejadian itu benar terjadi. Dady pun menjawan mana buktinya? Dari situlah akhirnya dia mendapatkan informasi lengkap soal korban perkosaan tahun 98.


Solusi: Kalau mencari nara sumber, bergabung dengan mailist/ mem-post email ke website tertentu/ atau memasang iklan di media massa…bisa jadi cara efektif mencari sesuatu yang tersembunyi selama ini… yang mungkin bisa memberi inspirasi atau menggerakkan emosi pemirsa. Cara paling sederhana (dan ada di bukunya Bill Kovach…hehehe) adalah nongkrong di warung, tempat nongkrong atau kafe dan…. ‘listen’.

Cheers,

Bhayu Sugarda

No comments: